Lost circulation merupakan hal yang sering terjadi ketika melakukan pengeboran. Lost circulation adalah kondisi ketika hilangnya sebagian atau seluruh lumpur pengeboran ke dalam formasi batuan yang memiliki porositas tinggi atau rekahan besar.
Lumpur pengeboran seharusnya tidak hilang. Ia seharusnya berada dalam sumur agar
- Melumasi mata bor
- Mengangkat hasil cutting
- Menyeimbangkan tekanan formasi
Namun, ketika lumpur bor ini menghilang ke dalam bebatuan, ketiga fungsi ini pun terganggu.
Ada tiga jenis utama mengenai hilangnya lumpur pengeboran yaitu
- Seepage loss: Lumpur hilang dalam jumlah kecil ke dalam batuan berpori tinggi
- Partial loss: Lumpur hilang dalam jumlah sedang tapi sirkulasi masih berjalan
- Total loss: Hilangnya lumpur secara penuh sehingga tidak ada sirkulasi yang kembali ke permukaan
Lalu bagaimana mengatasinya? Artikel ini akan menjawab pertanyaan Anda.
Penyebab Lost Circulation
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan hilangnya lumpur pada pengeboran yaitu sebagai berikut.
Formasi Rekah (Fracture Formations)
Batuan yang memiliki rekahan besar dapat menyerap lumpur pengeboran dalam jumlah besar.
Formasi Berpori Tinggi (Highly Permeable Formations)
Batu pasir atau gamping yang memiliki porositas tinggi dapat menyerap lumpur dengan mudah.
Zona Tekanan Rendah (Low-Pressures Zone)
Jika tekanan lumpur lebih tinggi daripada tekanan formasi, lumpur dapat terdorong masuk ke dalam bebatuan.
Kesalahan dalam Kontrol Tekanan (Overpressure)
Tekanan lumpur yang terlalu tinggi dapat memperlebar tekanan rekahan batuan sehingga memperburuk kondisi hilangnya lumpur pengeboran.
Dampak Lost Circulation
Kondisi ini terutama berdampak pada
- Industri migas: keterlambatan pengeboran bisa meningkatkan biaya operasional secara signifikan
- Industri tambang: kesulitan dalam pengeboran sumur eksplorasi atau produksi akibat hilangnya lumpur.
- Operator pengeboran: harus mengatasi downtime dan risiko blowout jika tekanan tidak dikendalikan dengan baik.
Kondisi ini dapat terjadi pada berbagai tahap pengeboran. Ini adalah tiga kemungkinan hilangnya lumpur bor terjadi.
- Ketika mata bor melalui formasi dengan celah besar sehingga lumpur pengeboran masuk ke celah.
- Saat tekanan lumpur tidak dapat dikontrol dengan baik karena densitasnya lebih tinggi dari tekanan formasi.
- Ketika komposisi lumpur terlalu encer dan tak mengandung bahan penyegel.
Jika tidak segera diatasi, hal ini akan menyebabkan dampak negatif pada operasi pengeboran. Dampak yang dimaksud adalah
- Meningkatkan biaya dan waktu pengeboran sebab lumpur pengeboran yang hilang harus diganti.
- Hilangnya lumpur pengeboran membuat proses pengeboran menjadi lambat atau malah terhenti.
- Jika formasi tidak seimbang, fluida formasi dapat naik ke permukaan tanpa terkontrol. Hal ini dapat menyebabkan blowout.
- Lumpur yang hilang dapat memicu terjadinya overheating dan gesekan berlebih pada alat bor yang membuat alat tidak awet.
Solusi dari Ubeam Mokane
Namun, tentu saja semua masalah ini ada solusinya. Ubeam Mokane memahami betapa berisikonya jika lumpur bor berkurang bahkan hilang. Karena itu, Ubeam Mokane menyiapkan beberapa solusi untuk Anda.
U AbsorDrill
Bahan kimia berbasis polimer yang digunakan dalam pengeboran. Produk ini dirancang untuk menutup rekahan, formasi berpori, dan zona dengan permeabilitas tinggi. Hal ini untuk mencegah hilangnya lumpur pengeboran melalui rekahan atau pori batuan.
U AdfillDrill
Polimer ini membentuk lapisan tipis di sepanjang dinding sumur bor. Gunanya adalah menghambat penetrasi lumpur ke dalam batuan berpori. Lapisan tipis ini juga berfungsi mencegah erosi dinding agar tidak runtuh.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut mengenai solusi yang ditawarkan oleh Ubeam Mokane. Kami sarankan untuk berkonsultasi lebih dulu lewat Whatsapp.